Perubahan siklus iklim ini jelas sangat berdampak bagi kehidupan masyarakat. Di Kabupaten Cirebon, lebih dari 2.000 hektar sawah di lima kecamatan terancam gagal panen, akibat keringnya Waduk Setupatok yang merupakan sumber pengairan sawah para petani. Dari jumiah tersebut, sekitar 70 - 80 hektar tanaman padi di Kecamatan Mundu, bahkan terpaksa dibiarkan mati karena petani kesulitan mendapatkan sumber air alternatif.
Desa Balimbing Kecamatan Pagaden Barat Kabupaten Subang termasuk daerah pantura dengan sawah yang sering mengalami kesulitan air pada musim kemarau dan kebanjiran pada musim penghujan. Oleh
karena itu demplot penerapan teknologi untuk mengatisipasi dampak kekeringan dilakukan di desa ini.
Pemanfaatan pupuk hayati dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman padi sawah dalam mengantisipasi dampak kekeringan perlu dicobakan di lahan petani.
Adapun tujuan dari kegiatan demplot ini adalah meningkatkan keterampilan petani dalam penerapan pupuk hayati pada tanaman padi sawah dalam upaya mengantisipasi dampak kekeringan melalui demonstrasi plot dan sekolah lapang dan meningkatkan efektivitas input dalam produksi padi sawah.
Peserta Demplot terdiri dari 20 orang petani dari kelompok tani Tunas Harapan Desa Balimbing Kabupaten Subang. Impelementasi pemberdayaan masyarakat dalam bentuk demonstrasi plot (demplot) budidaya padi sawah dengan aplikasi pupuk hayati dilakukan dari bulan Desember 2013 sampai Februari 2014 di Desa Balimbing
Lahan Demplot berlokasi di Desa Balimbing Kecamatan Pagaden Barat, Kabupaten Subang. Luas lahan terdiri dari tiga petak dengan ukuran per petak adalah 18 m x 20 m.
Demplot terdiri atas tiga perlakuan yaitu budidaya padi sawah varietas Ciherang dengan
- perlakuan pupuk hayati cair
- perlakuan pupuk hayati yang dicampur kompos
- tanpa pemberian pupuk hayati.
Rincian setiap perlakuan adalah sebagai berikut :
- Perlakuan Pupuk Hayati Cair : Pemberian pupuk hayati diberikan dengan konsentrasi 10 ml/10 L air yang diberikan dengan cara disemprotkan langsung ke tanaman pada umur tanaman 14 HST dan 28 HST dengan dosis 15 L per petak.
- Perlakuan Pupuk Hayati yang dicampur kompos Pupuk hayati diberikan dengan dicampurkan ke dalam kompos dengan perbandingan 10 ml pupuk hayati dalam 10 kg kompos. Setelah dicampurkan dengan kompos secara homogen diberikan ke tanaman padi sawah dengan cara ditaburkan ke tanah pada umur 14 HST dan 28 HST dengan dosis kompos sebanyak 40 kg per petak demplot
- Tanpa pupuk hayati Petak tanpa perlakuan pupuk hayati hanya mendapatkan pupuk anorganik saja (NPK) sebagai pupuk dasar.
Monitoring dan pengamatan pertumbuhan tanaman dilakukan dua minggu sekali untuk melihat tinggi tanaman, jumlah anakan dan serangan hama dan penyakit tanaman
Berdasarkan data pengamatan pada 28 HST (Tabel 1) menunjukkan aplikasi pupuk hayati secara umum meningkatkan jumlah anakan namun terhadap tinggi tanaman tidak menunjukkan perbedaam dengan tanpa pupuk hayati. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk hayati mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman dalam hal ini jumlah anakan.
Pupuk hayati yang digunakan dalam demplot ini dintaranya mikroba pelarut fosfat, bakteri pemfiksasi nitrogen dan endofitik. Mikroba pelarut fosfat dapat membantu menyediakan unsur P tersedia untuk tanaman. Sedangkan bakteri pemfiksasi N dapat membantu menyediakan unsur hara nitrogen untuk tanaman. Peningkatan hara P dan N ini dalam demplot ini ternyata mampu meningkatkan jumlah anakan tanaman padi sawah. Dengan peningkatan jumlah anakan ini diharapkan mampu meningkatkan hasil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar