Selasa, 04 Maret 2014

Penyuluhan dan Sosialisasi di kabupaten Subang

Kabupaten Subang sebagai salah satu kabupaten di kawasan utara Provinsi Jawa Barat meliputi wilayah seluas 205.176,95 ha atau 6,34 % dari luas Provinsi Jawa Barat. Wilayah ini terletak di antara 107º 31' sampai dengan 107º 54' Bujur Timur dan 6º 11' sampai dengan 6º 49' Lintang Selatan.

Secara administratif, Kabupaten Subang terbagi atas 253 desa dan kelurahan yang tergabung dalam 22 kecamatan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pembentukan Wilayah Kerja Camat, jumlah kecamatan bertambah menjadi 30 kecamatan.


Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Subang adalah di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat, di sebelah barat dengan Kabupaten Purwakarta dan Karawang, di sebelah timur dengan Kabupaten Sumedang dan Indramayu dan Laut Jawa yang menjadi batas di sebelah utara.

Secara umum wilayah Kabupaten Subang beriklim tropis, dalam tahun 2005 curah hujan rata-rata pertahun 2.352 mm dengan jumlah hari hujan 100 hari. Dengan iklim yang demikian, serta ditunjang oleh adanya lahan yang subur dan banyaknya aliran sungai, menjadikan sebagian besar luas tanah Kabupaten Subang digunakan untuk pertanian. 

Berdasarkan tofografinya, wilayah kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 zona, yaitu :
Daerah Pegunungan, daerah ini memiliki katinggian antara 500-1500 m dpl dengan luas 41.035,09 hektar atau 20 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Wilayah ini meliputi Kecamatan Jalancagak, Ciater, Kasomalang, Sagalaherang, Serangpanjang,sebagian besar Kecamatan Jalancagak dan sebagian besar Kecamatan Tanjungsiang.

Daerah Berbukit/bergelombang, daerah dengan ketinggian antara 50 – 500 m dpl dengan luas wilayah 71.502,16 hektar atau 34,85 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Zona ini meliputi wilayah Kecamatan Cijambe, Subang, Cibogo, Kalijati, Dawuan, Cipeundeuy, sebagian besar Kecamatan Purwadadi, Cikaum dan Pagaden Barat.

Daerah Dataran Rendah, daerah dengan ketinggian antara 0-50 m dpl dengan luas 92.639,7 hektar atau 45,15 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Wilayah ini meliputi Kecamatan Pagaden, Cipunagara, Compreng, Ciasem, Pusakanagara, Pusakajaya Pamanukan, Sukasari, Legonkulon, Blanakan, Patokbeusi, Tambakdahan, sebagian Pagaden Barat.

Di kabupaten Subang, penyuluhan dan sosialisasi kekeringan dan anomali cuaca ini dilakukan di desa Balingbing kecamatan Pagaden Barat, tepatnya di ruang pertemuan gapoktan Tunas harapan. Kegiatan penyuluhan dilakukan mulai jam 09.00 WIB dan berakhir pada jam 16.00 WIB. Dalam satu hari, kegiatan penyuluhan dan sosialisasi ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama jam 09.00 sampai jam 12.00 WIB. Kemudian setelah diselingi istirahat untuk makan siang dan shalat  dzuhur dilanjutkan dengan sesi kedua yang dimulai pada jam 13.00 dan bedrakhir pada jam 16.00, sehingga secara keseluruhan kegiatanpenyuluhan dan sosialisasi  yang dilakukan di kabupaten Subang ini terdiri dari empat sesi.

Peserta kegiatan  adalah para petani anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)  Tunas harapan. Gapoktan Tunas harapan ini memiliki anggota yang terdiri dari tujuh kelompok tani, yaitu kelompok tani Tunas harapan satu, kelompok tani Tunas harapan dua  sampai dengan kelompok Tani Tunas harapan tujuh. Total jumlah anggota kelompok seluruhnya adalah sebanyak 991 orang.

Pada kegiataan penyuluhan dan sosialisasi yang dilakukan, tidak seluruh anggota kelompok hadir tetapi hanya perwakilannya saja dengan jumlah seluruh peserta sebanyak 100 orang. 

Selain petani  anggota Gapoktan sebagai peserta kegiatan, pada kegiatan penyuluhan dan sosialisasi kekeringan dan anomali cuaca di Kabupaten Subang ini dihadiri juga oleh Perwakilan dari Dinas Pertanian Propinsi, Dinas Pertanian Kabupaten, unsur muspika kecamatan, Kepala BPP dan Para penyuluh Pertanian.
Materi yang disampaikan pada kegiatan penyuluhan dan sosialisasi ini terdiri dari empat materi sesuai dengan sesi kegiatan yang dilakukan. Pada sesi pertama, materi adalah tentang Adaptasi Perubahan iklim pada sektor pertanian. Pada sesi kedua, adalah tentang  SOLAR SEL, Teknologi Berkelanjutan Ramah Lingkungan. Pada sesi ke tiga, materi adalah tentang  Aplikasi Teknik Budidaya Tanaman Pada Lahan Sawah Tadah Untuk Menunjang Program Ketahanan Pangan, dan pada sesi ke empat, materi adalah lanjutan dari materi  Aplikasi Teknik Budidaya Tanaman Pada Lahan Sawah Tadah Untuk Menunjang Program Ketahanan Pangan.

Dalam setiap sesi, kegiatan dimulia dengan pemaparan materi oleh nara sumber kemudian dilakukan diskusi dan tanya jawab dan diakhiri dengan kesimpulan oleh moderator. 

Materi 1. Adaptasi Perubahan iklim pada sektor pertanian; materi ini disampaikan oleh : Dr. Ir. Ruminta, M.Si.,   dosen dari Fakultas Pertanian UNPAD.

Materi ini memaparkan tentang  Indikasi perubahan iklim, Sifat dampak perubahan iklim pada sektor pertanian , Dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian, Adaptasi dan Mitigasi perubahan iklim pada sektor pertanian, Strategi umum adapatasi sektor pertanian dan Mitigasi perubahan iklim melalui sistiem pertanian, yaitu  penyesuaian dan pengembangan system usaha tani melalui pola tanam dan model farming terhadap perubahan iklim, Perakitan, pengembangan dan penerapan teknologi adaptif perubahan iklim, pengembangan dan optimalisasi rekayasa sumberdaya pertanian (genetic, lahan dan air)

Materi 2.   SOLAR SEL, Teknologi Berkelanjutan Ramah Lingkungan; Materi ini disampaikan oleh Dr. Ir. Edi Suryadi, MT.,  dosen Fakultas Teknologi Industri Pertanian UNPAD . 

Materi ini memaparkan tentang Apa itu Solar sel, Perkembangan solar sel, Jenis-jenis solar sel, Sistem pembangkit Listrik Solar Sel,  tentang penggunaan solar sel, pengelolaan solar sel dan pembuatan pompa air dengan tenaga surya untuk pengairan sawah tadah hujan.

Materi 3. Aplikasi Teknik Budidaya Tanaman Pada Lahan Sawah Tadah Untuk Menunjang Program Ketahanan Pangan; materi ini disampaikan oleh Dr. Ir. Sumadi, MS.,  dosen Fakultas Pertanian UNPAD. 

Materi ini memaparkan tentang Potensi dan masalah pada lahan tadah hujan, baik berupa sawah maupun lahan kering yang sering menghadapi kendala gangguan cuaca ekstrim dan aplikasi  teknik budidaya tanaman pada lahan sawah tadah hujan. Dalam pemaparan tentang Aplikasi  teknologi budidaya tanaman padi pada lahan sawah mulai dari penggunaan benih bermutu tinggi, varietas unggul setiap musim tanam, sistem bertani yang ramah lingkungan, pembuatan embung dan sumur resapan, pompanisasi dan perbaikan irigasi, serta pengaturan waktu dan pola tanam yang baik diharapkan  mampu meminimalisir kegagalan panen pada lahan sawah tadah hujan.  

Materi 4. Materi  Aplikasi Teknik Budidaya Tanaman Pada Lahan Sawah Tadah Untuk Menunjang Program Ketahanan Pangan Materi pada sesi keempat adalah sama dengan materi ke tiga disampaikan oleh Dr. Ir Sumadi, MS.,dosen Fakultas Pertanan UNPAD. 

Materi ini yaitu tentang Aplikasi Tekhnologi Budidaya Tanaman Padi pada Lahan Sawah Tadah Untuk Menunjang Program Ketahanan Pangan. Materi ini memaparkan tentang Potensi dan masalah pada lahan tadah hujan, baik berupa sawah maupun lahan kering yang sering menghadapi kendala gangguan cuaca ekstrim dan aplikasi  teknik budidaya tanaman pada lahan sawah tadah hujan. Dalam pemaparan tentang Aplikasi  teknologi budidaya tanaman padi pada lahan sawah mulai dari penggunaan benih bermutu tinggi, varietas unggul setiap musim tanam, sistem bertani yang ramah lingkungan, pembuatan embung dan sumur resapan, pompanisasi dan perbaikan irigasi, serta pengaturan waktu dan pola tanam yang baik diharapkan  mampu meminimalisir kegagalan panen pada lahan sawah tadah hujan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar