KabupatenCirebon secara geografis terletak di antara 108o40' - 108o48' Bujur Timur dan 6o30' - 7o00' Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayah di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Indramayu, sebelah Barat Laut berbatasan dengan Kabupaten Majalengka, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kuningan, sebelah Timur berbatasan dengan Kota Cirebon dan Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah.
Kabupaten Cirebon merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak di bagian timur dan merupakan batas, sekaligus sebagai pintu gerbang Provinsi Jawa Tengah. Dalam sektor pertanian Kabupaten Cirebon merupakan salah satu daerah produsen beras yang terletak di jalur pantura.
Wilayah Kecamatan yang terletak sepanjang jalur pantura termasuk pada dataran rendah yang memiliki letak ketinggian antara 0 - 10 m dari permukaan air laut, sedangkan wilayah kecamatanyang terletak di bagian selatan memiliki letak ketinggian antara 11 - 130 m dari permukaan laut.
Faktor iklim dan curah hujan di Kabupaten Cirebon dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang sebagian besar terdiri dari daerah pantai dan perbukitan terutama daerah bagian utara, timur, dan barat, sedangkan daerah bagian selatan merupakan daerah perbukitan.
Kabupaten Cirebon dilalui oleh 18 aliran sungai yang berhulu di bagian selatan. Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Cirebon yang tergolong besar antara lain Cisanggarung, Ciwaringin, Cimanis, Cipager, Pekik, dan Kalijaga.
Kegiatan penyuluhan dilakukan mulai jam 09.00 WIB dan berakhir pada jam 16.00 WIB. Dalam satu hari, kegiatan penyuluhan dan sosialisasi ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama jam 09.00 sampai jam 12.00 WIB. Kemudian setelah diselingi istirahat untuk makan siang dan shalat dzuhur dilanjutkan dengan sesi kedua yang dimulai pada jam 13.00 dan bedrakhir pada jam 16.00, sehingga secara keseluruhan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi yang dilakukan di Kabupaten Cirebon ini terdiri dari enam sesi.
Peserta kegiatan adalah para petani anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Pada kegiataan penyuluhan dan sosialisasi yang dilakukan, tidak seluruh anggota kelompok hadir tetapi hanya perwakilannya saja dengan jumlah seluruh peserta sebanyak 100 orang.
Selain perwakilan petani anggota Gapoktan sebagai peserta kegiatan, pada kegiatan penyuluhan dan sosialisasi kekeringan dan anomali cuaca di Kabupaten Cirebon ini dihadiri juga oleh perwakilan dari aparat pemerintahan setempat dan perwakilan dari BPP .
Materi yang disampaikan pada kegiatan penyuluhan dan sosialisasi ini terdiri dari tiga materi yang terbagi atas 6 sesi. Dua sesi Materi pertama adalah tentang tentang Dampak Perubahan Iklim Global terhadap Usaha Tani Padi. Dua sesi Materi kedua adalah Antisipasi Dampak Perubahan Iklim untuk Bidang Pertanian. Dua sesi Materi ketiga adalah tentang Pupuk Hayati.
Dalam setiap sesi, kegiatan dimulai dengan pemaparan materi oleh nara sumber, terakhir dilakukan diskusi dan tanya jawab dan diakhiri dengan kesimpulan oleh moderator.
Materi 1. Dampak Perubahan Iklim Global terhadap Usaha Tani Padi Materi ini disampaikan oleh : Idrus Hasmi, Sp. Peneliti dari Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi.
Materi ini memaparkan tentang Dampak Perubahan Iklim Global terhadap Usaha tani Padi. Dalam pemaparannya, dijelaskan tentang berbagai varietas padi yang tahan terhadap kekeringan dan banjir yang dapat digunakan petani. Pengembangan system pertanian yang berkelanjutan melalui penerapkan pengelolaan tanaman terpadu. Penetapan teknologi yang bersifat spesifik lokasi dan direkomendasikan varietas-varietas unggulan dari BPP untuk daerah yang mengalami genangan dan atau kekeringan. Dengan pemaparan seperti ini diharapkan petani mengetahui dampak perubahan iklim global terhadap system usaha tani padi, dan mengetahui penanggulangan yang akan dilakukan pada system usaha tani padi pada kondisi pemanasan global serta mau menggunakan varietas varietas unggulan yang tahan terhadap kekeringan maupun tahan kebasahan.
Materi 2. Antisipasi Dampak Perubahan iklim pada sektor pertanian; materi ini disampaikan oleh : Dr. Santi Rosniawati, Sp., dosen dari Fakultas Pertanian UNPAD.
Materi ini memaparkan tentang Indikasi perubahan iklim, Sifat dampak perubahan iklim pada sektor pertanian ,Dalam pemaparannya dijelaskan tentang bagaimana dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian, Pendekatan terhadap cuaca agar tidak menjadi factor pembatas bagi pertanian, adaptasi pertanian terhadap perubahan iklim melalui pengelolaan tanamanan, adaptasi pertanian terhadap perubahan iklim melalui pengelolaan sumber daya air dan strategi budidaya tanaman yaitu menanam tanaman tahan kekeringan dan genangan, dan pengaturan pola tanam.
Materi 3. Pupuk Hayati ; materi ini disampaikan oleh Dr. Ir Betty Natalie, dosen dari Fakultas Pertanian UNPAD.
Materi yang dipaparkan adalah tentang pemanfaatan pupuk organik yang dalam kondisi kekeringan dapat mempertahankan kelembahan tanah. Efektifitas penggunaan pupuk hayati dalam mensuplai nutrisi bagi tanaman karena memiliki kandungan mikroorganisma yang menguntungkan bagi tanaman, dan pemaparan tentang bagaimana membuat pupuk hayati, dan bagaimana membiakkan mikroorganisme yang bermanfaat secara sederhana dari bahan-bahan organik yang selama ini dianggap sebagai sampah. Dan memaparkan tentang beragam jenis mikro organisme di alam yang berperan sebagai penyubur alami. Selain itu dijelaskan juga tentang pemanfaatan mikro organisme ini sebagai pupuk hayati dalam dunia pertanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar